Cerita 10 Tahun Menggaji Diri & Tim

Sejak tahun 2014 saya hidup tanpa gaji. Lebih tepatnya saya menggaji diri sendiri plus tim tentu saja. Sejak saya memutuskan ke luar dari kerja kantoran dan merintis bisnis sendiri. Melelahkan, stress, mumet setengah mati. Tapi, kemudian saya pelan-pelan terbiasa menjalaninya. Saya beruntung pernah kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi.

Dengan keilmuwan yang saya dapatkan, serta skill yang saya punya. Inilah yang kemudian menyelamatkan hidup saya. Dalam perkara pahit getir, suka duka kehidupan, tentu hanya saya sendiri yang paham dan betul-betul merasakan.

Sekarang, saya coba melakukan refleksi diri. Atas capaian karir dan bisnis.

Tiga tahun pertama saya merintis sebuah firma jasa. Tepatnya membuka perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. PT Kanet Indonesia Sejahtera. Melayani jasa bidang komunikasi secara keseluruhan. Tentu, sepanjang tahun itu, karena dalam perintisan, klien yang bisa kita bantu, kerja-kerja kolaborasi belum maksimal. Termasuk ketika mendengar kata “Kanet” orang masing sering bingung itu perusahaan apa. Hanya, karena PT terlanjur dibikin dengan nama itu, tetap kita jalankan.

Lima tahun berikutnya, saya merebranding nama. Sebenarnya bukan merebranding. Tapi, membuat PT baru dengan nama PT Komunikasyik Indonesia Sejahtera. Saya diawal cukup optimistis dengan nama itu. Orang lumayan tahu kalau perusahaan ini bergerak dalam bidang komunikasi. Lewan perusahaan ini, sebagai konsultan kami sudah banyak membantu instansi pemerintah, perusahaan swasta maupun instansi lainnya

Selain itu, saya jugaa berusaha juga membranding diri sebagai “Pengamat Komunikasi,” juga sekaligus menjadi “Praktisi Komunikasi” yang bekerja dengan tim membantu segala hal terkait tetek bengek komunikasi. Terutama dalam kerja-kerja “Komunikasi Strategis”. Alhamdulillah, secara pribadi saya juga banyak diundang bicara sebagai narasumber di berbagai event, talkshow di televisi, FGD atau sekadar session sharing. Hingga kemudian pandemi datang, nyaris tak ada klien. Kantor-kantor pemerintah dana dialokasikan untuk pandemi Covid-19 itu, sementara kantor-kantor swasta banyak yang tutup. Selesai sudah. Dan, PT Komunikasyik Indonesia Sejahtera kita “suntik mati”. Sedih, tapi hidup terus berjalan.

Dua tahun belakangan. Tepatnya, akhir 2024, saya tak lelah berharap. Saya kembali mendirikan apa yang dikenal sekarang dengan Brandstory.ID (PT Brandstory Progres Indonesia). Kali ini, mengambil ceruk spesifik dilingkup komunikasi yaitu branding. Bahkan, kami secara spesifik memfokuskan diri pada jasa “Personal Branding”. Membantu tokoh mengembangkan kapasitas, keilmuwan dan skill utamanya untuk bisa berkembang, sehingga bisa mencapai kesuksesan dalam karir dan bisnisnya.

Cerita pahit getir jalankan bisnis di atas, tentu hanya saya sendiri yang mengerti. Tapi, kini saya membuka diri. Kesalahan saya dulu, salah satunya adalah tak membangun tim yang solid. Kini, kami sudah benahi itu. Kami kini, yang tergabung dalam Brandstory.ID SKUAD alias Pasukan Brandstory (PT Brandstory.D) adalah talenta-talenta terbaik dibidangnya (Penulis, fotografer, desainer grafis, videographer, editor dan pakar-pakat dibidang branding).

Tentu, kami sangat optimistis sekarang dengan tim yang solid, penuh semangat dan bertalenta ini. Selain kerja-kerja branding yang kami lakukan, tak lupa kami juga turut berkontribusi dalam “Rebranding Kota Depok” karena perusahaan kami berlokasi di kota ini. Salah satunya adalah dengan terus kelola “Podcast Depok”. Membawa Depok menuju kemajuan kota dan kesejahteraan warganya.

Ini sedikit cerita saya. Nah, kini, kalau ada masalah-masalah seputar branding? Tentu Anda tahu siapa yang harus dihubungi. Terimakasih 🙂

Salam Progres Indonesia
Yons Achmad
Founder & CEO Brandstory.ID

About the Author

Yons Achmad

Penulis | Pembicara | Pencerita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these