Proud of You Brother

Seorang anggota dewan yang terhormat telepon.

“Kita ngopi di Senayan City ya”

“Siap”

Sosok ini, umurnya 50 tahun. Dua kali gagal nyalon anggota DPR-RI, akhirnya sekarang kesampaian juga jadi anggota dewan periode 2024 sampai 2029. Seorang anggota dewan dari partai dengan slogan “Nasionalis Religius”. Saya sudah lama mengenal beliau. Tapi, saya memang belum pernah menawarkan semacam ide project yang sekiranya bisa dikolaborasikan.

Hanya, saya mengikuti akun media sosialnya, begitu juga saya juga rutin mengirimkan tulisan-tulisan dan beberapa video-video singkat yang kita produksi. Dalam sebuah kesempatan, dirinya memosting pencapaian yang memang cukup bisa dibanggakan untuk bangsa. Maka, saya menulis komentar singkat “Proud of You Brother”.

Tak perlu lama, ajakan ngopi-ngopi itu datang. Saya tak bertanya agenda ketemuannya apa. Saya tak bertanya apa ada project yang bisa kita kerjakan bersama. Sebagai junior, ketika senior ngajak ketemuan, maka pantang bertanya ini itu. Pokoknya datang saja. Tempat lumayan jauh, tak masalah.

Ceritapun kemudian mengalir. Menjadi anggota DPR menurutnya memang menyenangkan. Salah satunya, karena punya uang yang lumayan. Tak pernah merasa kekurangan lagi. Hanya saja, hidup tak bisa lagi sama seperti semula. Ngopi-ngopi bersama kawan bebas tanpa agenda, bicara apa saja walau tak jelas arah obrolannya, tak jadi soal. Kini, tak bisa lagi bisa rasakan itu.

Saat menjadi anggota dewan, tak lagi bisa hidup semacam itu lagi. Dirinya mengaku, hampir 100% acara ngopi-ngopi, ketemuan, semua “Ngomongin proyek”. Semua datang dengan kepentingannya masing-masing. Lama-lama, dirinya bosan juga. Tapi, apa boleh buat, ini konsekuensi sebagai anggota dewan. Begitu pengakuannya.

Sementara, saya lebih banyak menyimak obrolannya.

Saya jadi teringat filosofi Jawa tentang hidup itu “Sawang Sinawang”. Filosofi yang mengajarkan untuk tak terlalu membanding-bandingkan kita dengan orang lain. Ungkapan ini mengandung makna mendalam bahwa apa yang terlihat indah dari kehidupan orang lain belum tentu sama dengan kenyataannya, sehingga penting untuk selalu bersyukur dan tidak iri dengan kesuksesan orang lain.

“You malah asyik kan, bisa nongkrong bebas”

“Asyik pas nongkrongnya Bang, tapi kalau nggak ada duit istri cemberut”

“ha ha,” kita tertawa bersama.

Jalan menuju kolaborasi, jalan menuju rezeki memang unik. Kadang, tak perlu dengan teknik lobi dan “Personal branding” yang canggih. Tapi, sekadar ucapan singkat “Proud of You Brother” dengan tulus, ternyata bisa membuka peluang-peluang yang menggembirakan. Menyenangkan semuanya. []

(Yons Achmad. Kolumnis, tinggal di Depok)

About the Author

Yons Achmad

Penulis | Pembicara | Pencerita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these